Pages

Saturday, September 24, 2011

[ Disaat kamu harus memikirkan segalanya ]

Malam ini seperti malam sebelumnya....

Teringat kebersamaan kita. Ingat hari dimana kau selalu ada, menemani langkahku, mendampingi hidupku, mengisi hatiku, seperti dulu. Masih dengan setumpuk rindu yang kutahu takkan pernah berubah untukmu.

Andai saja kita saling terbuka. Andai kita mau jujur dengan hati kita. Mungkin kita tak akan seperti ini. Andai saja sedikit kau melihat hatiku. Tak mungkin kubiarkan diriku menjauh. Pergi mengusung piluku sendiri.
apapun yang terjadi... Aku tau, .... saat ini masih terngiang bisik isak tangismu, erat hangat pelukan saat terakhir dan akan mengingatkanku bahwa kau akan selalu ada. Aku rindu semuanya
Aku hilang akal ...
Kalau saja perasaan lebih kuat dari pada keegoisan. Hingga tak perlu ada ‘benang’ yang melilit sekujur tubuhku. Membuatku sesak. Membuatku galau berkepanjangan dan tak bisa kuelakkan. Dan mengapa baru kusadari, kalau jauh darimu seperti ada sesuatu yang hilang? Ada yang tertinggal dan ada sesuatu yang kurang.

Dan itu tak mungkin kuingkari. Tulus dari dasar hatiku. Kau tau... Ingin sekali aku bisa jujur padamu. Mengatakan apa yang kurasakan. Tapi seolah tak mungkin dan tak akan pernah, dilema hati tak pernah dapat jawaban. Tak bisa mengurai benang kusut yang kulakukan. Menjauh darimu. Mati matian tak peduli padamu. Acuh dan tak memperhatikanmu lagi. Berusaha sekuat tenaga tak melihatmu. Itu semua menyakitkan . Membuatku sedih. Tapi aku bisa apa? Tak ada lagi yang dapat kulakukan. Bahkan kubiarkan kau mengira, bahwa memang itulah yang kuinginkan. Membiarkan kau berpikir bahwa aku membencimu.

bodoh....
Kubiarkan kau menduganya. Sedikitpun tak berusaha kusangkal. Maafkan aku... Andai masih bisa kukatakan kepadamu

Dan sekarang...
Kalau suatu hari nanti kau bisa melihat segala yang sengaja aku lakukan. Mungkin kita sudah terlambat, ... Meski kutunggu kau yang merubahnya. Aku tak pernah ingin berharap lagi. Semuanya ingin kulupakan. Berusaha kukubur dalam dalam. Bukan ingin berlalu, tak mengingatmu sama sekali.tapi Cuma ini jalan terbaik. Untukku. Untukmu. Untuk kita. Segalanya kini sudah kupasrahkan. Sudah kurelakan, meski rasa sakit tak bisa kutepis. Bagaimanapun tak pernah kuinginkan kalau akhirnya seperti ini. Kau adalah bagian terindah dalam hidupku. Orang yang kucintai sepenuh hati. Yang pernah kuijinkan mengetuk pintu hatiku. Memasuki seluruh cinta yang selalu kusimpan rapat untuk sosok dalam mimpiku. Semuanya akan kukenang, Hari hari termanis yang kau beri sepanjang kita bersama. Moment terindah yang kau hadirkan untukku. Terima kasih... Untuk segalanya. Mungkin itu yang belum sempat kuucapkan. Karena membuatku bahagia meski sesaat.

Suatu hari nanti jika aku kembali.
Berdiri didepanmu dengan sosok yang berbeda. Mungkin tak sesuai yang kau harapkan. Tapi aku ingin kau mengerti, inilah aku! Seperti inilah aku! Apa adanya. Aku ingin menjadi diriku sendiri. Tanpa pernah lagi harus memikirkan banyak perasaan yang mesti kujaga. Ingin berdiri tegar meskipun tanpamu. Ingin memperbaiki segalanya. Bagaimanapun aku tak ingin membuatmu malu, karena pernah menyayangiku. Dan dari semuanya, tak bisa kupungkiri bahwa ini semua karenamu, Kau memberi arti. Terlalu berharga untukku.

Hanya satu yang tak akan pernah berubah, .... Aku sayang kamu. Selamanya. Tak akan pernah meninggalkanmu. Melupakanmu. Seperti juga saat terakhir kita bersama, masih selalu berharap, kebahagiaan mendampingi langkahmu. Mewarnai hidupmu. Meski bukan aku lagi yang melakukannya. Aku ingin selalu melihat binar dimatamu. Ingin melihatmu selalu tersenyum dan tertawa bahagia. Ingin mimpimu terwujud. Impian impian indah yang pernah kudengar. Aku ingin sekali bisa membuat harapanmu terkabul. Cuma itu yang tersisa kini, ...
Melihatmu bahagia... mendengarmu bahagia... berdoa agar kau bahagia.

Ayah Luph Puput and Nabila

No comments: