Thursday, October 01, 2009
[aisyah]
Pagi ini langit tampak tak bersahabat, sama seperti kemarin dan kemarinnya lagi.
Langit mendung tak ada awan biru yang sejuk di pandang mata.
Matahari pun tak muncul dari peraduannya seakan enggan berbagi kehangatannya.
Yang ada hanyalah kumpulan awan hitam yang siap membasahi bumi.
Dikawal hembusan angin dingin membawa debu dan serpihan dedaunan kering.
Pandanganku beralih ke sebuah monitor kecil di atas meja kerjaku, melihat para pemain yang berlalu lalang,
menyenangkan sekali.
Tiba-tiba bayangan wajah bocah kecil itu berkelebat dalam pandanganku, untuk kesekian kalinya.
Wajah mungil yang dipenuhi dengan senyum tulus yang lugu. Umurnya sekitar 4 tahun-an. Kulitnya berwarna putih cerah.
Rambutnya tipis berwarna hitam kecoklatan, aku pikir hampir berwarna coklat terang saking tipisnya.
gadis kecil berambut sebahu itu sangat lucu, awalnya aku tidak begitu memperhatikan bocah kecil itu saat itu, aku terlalu sibuk dengan pikiranku.
Entah apa yang di katakan bocah kecil itu pada ibunya, tapi sang ibu tersenyum kemudian bocah kecil
itu berlari meninggalkan ibunya, ah mungkin dia ingin kembali bermain-main pikirku. Aku tersenyum kemudian aku kembali dengan kesibukanku.
Sempat ketika ada seekor kucing berjalan di depan aisyah, tiba-tiba aisyah menendang perut kucing itu,
aku langsung membentaknya tanpa aku sadar, “ais ga boleh begitu, kan kasian kucingnya..”
Sebenarnya aku tidak bermaksud untuk membentaknya,
tapi mungkin karena aku terlalu kaget dengan tindakannya, nada bicaraku terdengar lebih tinggi,
dan aku liat ais langsung terdiam, menunduk , aku pikir mungkin dia merasa bersalah.
Duuuh aku jadi merasa bersalah juga.., ga tega.. lalu aku membelai kepala ais dan aku memberi tahunya
bahwa kucing juga makhluk hidup, sama seperti ais merasa sakit jika di tendang.
Aku tidak tahu apakah dia mengerti dengan apa yang aku katakan atau tidak, tapi perlahan-lahan wajahnya kembali ceria.
Dia tidak minta maaf tapi aku pikir dia mengerti kalau apa yang dia lakukan salah..
Ketika aku meninggalkan rumah itu, ais melambaikan tangannya padaku, tersenyum.., manis..
Tidak terlalu gemuk tapi sehat dan lincah, dia mudah sekali bertanya dan tersenyum. Namanya aisyah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment